Kamis, 21 Oktober 2010

cinta monyet


CinTa mOnyEt….
Mengapa ada istilah cinta monyet? Apa ada hubungannya dengan monyet? Tidak ada yang mengetahui asal-muasal istilah ini. Tidak ada kamus yang mengaitkannya dengan binatang monyet.
Orang hanya memberi penafsiran sendiri istilah ini, seperti halnya cinlok atau cinta lokasi, clbk atau cinta lama bersemi kembali.
Istilah-istilah tersebut nge-tren begitu saja tanpa ada yang mengetahui siapa pembuatnya.

Istilah
cinta monyet ada karena menganalogikan gaya pacaran seseorang ala pacarannya monyet. Mereka tidak pernah terikat pada komitmen untuk menjaga keutuhan cinta. Apalagi berpikir hingga ke jenjang pernikahan.
Semua dijalani secara instant. Asal senang, asal mau sama mau, asal tidak merugikan orang lain.
Cinta yang hanya berlandaskan hawa nafsu tanpa banyak melibatkan sisi rasional.

Pelaku cinta monyet sebenarnya bisa dari berbagai kalangan. Baik usia, strata sosial hingga status. Mengikuti analogi tadi, semua orang memeng berpotensi menjalin cinta model ini ketika sudah melepas akal sehatnya.
Apalagi di era canggih seperti sekarang ini. Membangun partnership bisa dilakukan kapan saja dan dengan siapa saja.
Teknologi HP dan internet menjadi salah satu faktor bermunculannya kasus-kasus dimana cinta tidak lagi menjadi sesuatu yang agung sifatnya.
Bagaimana menyiasati agar tidak terjebak pada cinta monyet? Berikut tips untuk Anda :
  1. Sadari sejak awal bahwa cinta membutuhkan kematangan pribadi. Jangan pernah mencoba “cinta” jika belum merasa menjnadi pribadi yang matang. Bagaimana menakar diri apakah kita tergolong pribadi yang matang atau belum? Caranya sangat mudah, Coba tanyakan pada diri sendiri apa tugas terbesar dalam hidup Anda? Lantas apakah Anda sudah merasa bertanggung jawab dengan tugas itu? Jika sudah, maka Anda bisa disebut pribadi yang matur alias matang.
  2. Berani berkomitmen pada cinta. Komitmen akan membuat seseorang terikat dengan tanggung jawab. Komitmen juga menjadi penghubung jembatan masa depan yang lebih terarah. Ketiadaan komitmen bisa mengaburkan seseorang pada tujuan hidup.
  3. Yakini bahwa segala sesuatu yang berangkat dari niat ‘main-main’ tidak akan membawa pengaruh positif sedikit pun dalam kehidupan Anda.
  4. Menghargai cinta berarti Anda menghargai perasaan anak manusia. Tidak satu pun anak manusia yang mau dipermainkan perasaannya. Inilah alasan mengapa cinta monyet dalam realitasnya lebih banyak membawa banyak masalah.

Bagaimana mendeteksi apakah pasangan yang kita miliki sekarang bukan penganut aliran cinta monyet? Berikut beberapa cara yang bisa Anda amati:
  1. Seberapa tingkat kematangan pribadi pasangan Anda. Amati dari pembicaraan yang pernah Anda lakukan. Atau, saat anda berdua menghadapi masalah. Ini saat yang tepat untuk menguji seberapa dewasa pasangan anda.
  2. Bedakan antara seseorang yang bisa bersikap romantis dengan sekedar nge-gombal. Romantis ada unsur ketulusan. Ada perbuatan lain yang mengikuti setiap sikapnya yang manis. Perbuatan inilah yang menguatkan penilaian anda, apakah pasangan Anda bersungguh-sungguh atau sekedar main-main.
  3. Kenyataannya banyak pasangan yang mengikrarkan cinta hanya sekedar main-main. Gaya hidup permisifme membuat orang berganti pasangan dengan mudah. Nah, amati dengan baik bagaimana perilaku pasangan anda. Apakah ia sering berganti pasangan? Jika iya, maka Anda perlu mewaspadai jika Anda benar-benar ingin menjadi pelabuhan terakhir dari orang yang Anda sayangi.

Nah, jika tidak ingin membangun komitmen cinta dengan seseorang, maka bangunlah hubungan pertemanan saja. Dengan demikian, tidak akan ada hati yang terluka dan menjadi korban dari cinta monyet.

Mengapa ada istilah cinta monyet? Apa ada hubungannya dengan monyet? Tidak ada yang mengetahui asal-muasal istilah ini. Tidak ada kamus yang mengaitkannya dengan binatang monyet.
Orang hanya memberi penafsiran sendiri istilah ini, seperti halnya cinlok atau cinta lokasi, clbk atau cinta lama bersemi kembali.
Istilah-istilah tersebut nge-tren begitu saja tanpa ada yang mengetahui siapa pembuatnya.

Istilah
cinta monyet ada karena menganalogikan gaya pacaran seseorang ala pacarannya monyet. Mereka tidak pernah terikat pada komitmen untuk menjaga keutuhan cinta. Apalagi berpikir hingga ke jenjang pernikahan.
Semua dijalani secara instant. Asal senang, asal mau sama mau, asal tidak merugikan orang lain.
Cinta yang hanya berlandaskan hawa nafsu tanpa banyak melibatkan sisi rasional.

Pelaku cinta monyet sebenarnya bisa dari berbagai kalangan. Baik usia, strata sosial hingga status. Mengikuti analogi tadi, semua orang memeng berpotensi menjalin cinta model ini ketika sudah melepas akal sehatnya.
Apalagi di era canggih seperti sekarang ini. Membangun partnership bisa dilakukan kapan saja dan dengan siapa saja.
Teknologi HP dan internet menjadi salah satu faktor bermunculannya kasus-kasus dimana cinta tidak lagi menjadi sesuatu yang agung sifatnya.
Bagaimana menyiasati agar tidak terjebak pada cinta monyet? Berikut tips untuk Anda :
  1. Sadari sejak awal bahwa cinta membutuhkan kematangan pribadi. Jangan pernah mencoba “cinta” jika belum merasa menjnadi pribadi yang matang. Bagaimana menakar diri apakah kita tergolong pribadi yang matang atau belum? Caranya sangat mudah, Coba tanyakan pada diri sendiri apa tugas terbesar dalam hidup Anda? Lantas apakah Anda sudah merasa bertanggung jawab dengan tugas itu? Jika sudah, maka Anda bisa disebut pribadi yang matur alias matang.
  2. Berani berkomitmen pada cinta. Komitmen akan membuat seseorang terikat dengan tanggung jawab. Komitmen juga menjadi penghubung jembatan masa depan yang lebih terarah. Ketiadaan komitmen bisa mengaburkan seseorang pada tujuan hidup.
  3. Yakini bahwa segala sesuatu yang berangkat dari niat ‘main-main’ tidak akan membawa pengaruh positif sedikit pun dalam kehidupan Anda.
  4. Menghargai cinta berarti Anda menghargai perasaan anak manusia. Tidak satu pun anak manusia yang mau dipermainkan perasaannya. Inilah alasan mengapa cinta monyet dalam realitasnya lebih banyak membawa banyak masalah.

Bagaimana mendeteksi apakah pasangan yang kita miliki sekarang bukan penganut aliran cinta monyet? Berikut beberapa cara yang bisa Anda amati:
  1. Seberapa tingkat kematangan pribadi pasangan Anda. Amati dari pembicaraan yang pernah Anda lakukan. Atau, saat anda berdua menghadapi masalah. Ini saat yang tepat untuk menguji seberapa dewasa pasangan anda.
  2. Bedakan antara seseorang yang bisa bersikap romantis dengan sekedar nge-gombal. Romantis ada unsur ketulusan. Ada perbuatan lain yang mengikuti setiap sikapnya yang manis. Perbuatan inilah yang menguatkan penilaian anda, apakah pasangan Anda bersungguh-sungguh atau sekedar main-main.
  3. Kenyataannya banyak pasangan yang mengikrarkan cinta hanya sekedar main-main. Gaya hidup permisifme membuat orang berganti pasangan dengan mudah. Nah, amati dengan baik bagaimana perilaku pasangan anda. Apakah ia sering berganti pasangan? Jika iya, maka Anda perlu mewaspadai jika Anda benar-benar ingin menjadi pelabuhan terakhir dari orang yang Anda sayangi.

Nah, jika tidak ingin membangun komitmen cinta dengan seseorang, maka bangunlah hubungan pertemanan saja. Dengan demikian, tidak akan ada hati yang terluka dan menjadi korban dari cinta monyet.


Minggu, 17 Oktober 2010

KETULUSAN CINTAKU

( KETULUSAN CINTAKU )

Engkau awan yang selalu berikan hitam dan putih jiwaku,
yang memancarkan aura cinta,
yang memanggilku untuk memberimu tulus cinta dari hatiku,
Bintang,
jagalah dirinya dari gelap malam,
saat kau kelipkan cahayamu,
berikanlah dia selalu mimpi indah tetang kita berdua,
Bulan,
teduhkan hati dan jiwanya di saat rindu datang diantara kita berdua,
wujudkanlah cinta yang tulus dan sejati antara diriku dan dirinya,
karena diriku
menyayanginya
mencintainya
dan
selalu merindukanya….. ^-^
” ni mua khusus q bwdkn utk org yg sgt q syg”

TERINGAT KAMU

TERINGAT KAMU
kerinduan terdalam
entah mengapa…
setiap detik ku selalu mengingat wajahmu…
entah mengapa..
setiap ku merenung teringat namamu..
entah mengapa…
ini terjadi padaku
tak bisa kutahan gejolak rasa rindu
tak bisa kutahan mendengar suaramu
tak bisa kutahan ingin berjumpa denganmu
tak bisa kutahan derap langkahku segera menghampirimu.
ku mohon terus pertahankan rasa ini
kumohon jangan pisahkan ia dari diri.. ini
kumohon berikan kebahgian ini abadi
semoga ini menjadi cinta terakhir untuk ku.

INGIN MENEMBAK GADIS

INGIN MENEMBAK GADIS




Jujur ku katakan kepada mu
aku sayang kamu
Aku mencintaimu setulus hati ku
Bagi ku hanya kaulah penerang hidupku
T’lah berulang kali ku coba
Mencari pengganti dirimu
Membuka hati untuk yang lain
Namun semua sia-sia
Dan ternyata cinta ini hanya untuk mu
Mungkin memang aku yang bersalah
Karna ku tak pernah menjadi seperti apa yang kau mau
Andai ku memahami dirimu lebih dari segalanya
Pasti kau dan aku akan bersama selamanya
Tapi kini kau pergi tinggalkan aku
Kasih………….
Salah kah aku tak bisa menjaga hatimu di hati ku
Salah kah aku tak memahami dirimu
Kasih…………
Kini aku kan melupakan mu
Aku kan mencoba membuka hati tuk yang lain
Aku terus mencoba dan terus mencoba melupakanmu
Namun aku tetap tak bisa
Karma Hanya hati mu yang kini ada dihatiku
Sampai kapanpun kau kan selalu dihati ku
Dan sampai kapan pun aku tak kan bisa melupakanmu

Jumat, 15 Oktober 2010

Watch Movie Free

Watch Movie Free

Watch Movie Free
Kekasih…
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana
kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan
kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin sayup
kekasih…
karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
meleburkan kebimbangan sang peragu
saat luka kuburkan semburat hasrat perindu
dari kelam kelabu cerita lalu
kekasih…
butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa
kekasih…
sanjung puji dalam serambi janji
terucap lugas pada paras sejati
demi ikrar atas cinta suci
rekatkan dua hati yang terpatri

Upacara Ritual Nyangku

Upacara Ritual Nyangku

 Oleh Pandu Radea
Nyangku, Nyaangan Laku di Kota Embun Panjalu
          Tulisan ini adalah hasil liputan pada Kegiatan Upacara Ritual Nyangku 3 tahun yang lalu. Dimuat sebagai Liputan Khusus pada  HU Priangan. Pada kesempatan ini ditampilkan kembali, sekedar memberi gambaran tentang Ritual Nyangku, terutama bagi pembaca yang belum tahu tentang kegiatan tradisi yang rutin diselenggarakan setiap bulan Maulud ini. Semoga bisa bermanfaat.

          Langit lenglang, sinar matahari leluasa menghangatkan pagi yang dingin di Kota Embun Panjalu. Mangsa haneut moyan butir embun pun  mulai menguap seolah menjadi pertanda wanci nu mustari untuk mengawali Prosesi Ritual Upacara Adat Nyangku, yaitu tepat pukul 09.30 WIB. Bul ngukus asap kemenyan mengepul dari parukuyan bercampur dengan wangi minyak misik, zafaron dan cempaka tercium dari barisan panjang para pewaris adat yang sudah siap sejak pagi untuk lungsur (istilah memberangkatkan pusaka)  melaksanakan tradisi yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun ini. Galindeng shalawat menggema handaruan bercampur dengan tepak gembyung membuat atmosfir Panjalu terasa dikungkung oleh rasa khidmat yang merasuk sampai hati sanubari. Langkah-langkah lambat rombongan pembawa pusaka seolah ngembat ajrih, tanda hormat pada sang leluhur Panjalu yaitu Prabu Borosngora, yang telah mewariskan ajaran Islam bagi masyarakatnya.

          Benda-benda yang akan dibersihkan merupakan pusaka utama warisan dari sejarah Islam yang dibawa oleh Prabu Borosngora setelah bertemu dengan Sayyidina Ali di Tanah Arab sekitar tahun 600 M. Pusaka tersebut diantaranya Pedang, Gentra, dan Kujang . Disamping itu  terdapat pula puluhan keris, pedang, dan tombak. Benda pusaka tersebut semuanya dibalut tebal oleh lapisan kain, dan dibawa dengan cara di ais menggunakan samping kebat yang melandungi tubuh sang pembawa pusaka seperti layaknya menggendong anak kecil. Selain unik, terasa pula adanya aura sacral yang memancar dan terasa oleh ribuan penonton yang hadir menyaksikan jalannya prosesi.

          Dibagian depan rombongan tampak barisan 40 orang Jagabaya mengawal pasangan Mojang dan Jajaka Kabupaten Ciamis, disusul berturut-turut  barisan Dede Yusuf berikut artis-artis Simpay diantaranya Edies Adela, Ica Afi, Riki Hermawan, Rico Garendra dll, Para petinggi pemerintahan dari tingkat desa sampai Nasional, tokoh masyarakat dan Pangeran Patih Kodiran yang mewakili Sultan Kanoman,  pembawa baki salin pusaka, disambung oleh iringan inti pembawa pusaka yang jumlahnya lebih dari 50 orang, diikuti 9 orang wanita pembawa kele yang berisi air keramat untuk siraman,  disusul penabuh gembyung Dusun Rumalega, dan dipungkas oleh aleutan masyarakat. Yang menarik adalah iringan pembawa kele berisi air untuk mencuci pusaka. air tersebut diambil dari 9 mata air yang terdapat di sabudeureun Panjalu sebagai symbol untuk meungkeut jalinan silaturahmi guna memupuk rasa persatuan dan kesatuan. Sedangkan pembawa kele itu sendiri adalah para wanita yang sudah menopouse. Dan yang menjadi pembawa pusaka adalah warga yang memiliki garis keturunan dari Kerajaan Panjalu.

          Aleutan pun bergerak pelan menuju Situ lengkong yang berjarak sekitar 600 meter dari Bumi Alit. Para tokoh dan pembawa pusaka pun kemudian menyebrangi situ menuju Nusa Gede untuk melaksanakan tawasulan di makam Hariang Kancana Dengan menaiki beberapa perahu, di dermaga Nusa Gede Rombongan disambut kembali oleh seni gembyung dari Dusun Dukuh yang sejak pagi tak henti meneriakan shalawat.. Selepas itu lalampahan pun dilanjutkan menuju alun-alun Panjalu untuk melaksanakan ritual pencucian pusaka di menara bambu setinggi 2 m yang berdiri di tengahnya. Sebelum dicuci seluruh pusaka dibariskan di atas kasur khusus diatas panggung khusus. Konon kasur yang dipergunakan untuk pusaka tersebut sudah lima tahun usianya dan selama itu tidak boleh dipakai tidur.

           Kemudian balutan kainnya dibuka dan satu persatu benda-benda tersebut di acungkan oleh RH. Atong Cakradinata, sesepuh dan keturunan dari kerajaan Panjalu. Sedangkan pedaran riwayatnya disampaikan oleh Ir. Enang Sumpena dan R.Edi Hernawan Cakradinata kepada khalayak ramai yang antusias mengikuti jalannya prosesi. Usai itu, maka pusaka-pusaka utama  yang terdiri dari Pedang, Kujang, dan Gentra (goong kecil) itu mulai dicuci di atas menara bambu oleh petugas siraman yang sudah berpengalaman.

          Momen inilah yang ditunggu-tunggu oleh para penonton. Pencucian pusaka merupakan puncak sugesti. Pengaruhnya mampu membuat warga berdesak-desakan berebut air cucian yang jatuh dari atas menara. Baik untuk di bawa pulang atau dibasuhkan langsung ke wajah, bahkan tidak sedikit yang meminumnya dengan keyakinan untuk ngalap berekah. Fenomena seperti ini memang selalu ada dan sulit untuk dihilangkan walau sudah dihimbau oleh para petugas bahwa air tersebut jangan dipergunakan untuk hal lain, apalagi diminum. Namun sebagian warga tidak peduli. Kenyataan seperti itu tidak berbeda dengan Pelal Panjang Jimat di Cirebon dan Sekatenan di Yogyakarta ketika air bekas ngumbah pusaka selalu diperebutkan karena dianggap memiliki barokah tertentu.

             Bersamaan dengan pencucian pusaka, dipagelarkan pula seni debus Sanhyang Panji Barani dari Desa Bahara. Pintonan debus tersebut untuk mengalihkan perhatian penonton agar tidak terfokus untuk mengambil air bekas mencuci pusaka. Upaya tersebut cukup berhasil karena warga yang berburu air bekas siraman terlihat semakin sedikit di banding tahun-tahun sebelumnya.  Selain dicuci oleh air dari 9 mata air, setiap logam pusaka juga dibersihkan menggunakan jeruk nipis untuk mencegah karat. Setelah bersih, maka pusaka-pusaka tersebut dikeringkan dalam kepulan asap kemenyan putih, lalu dibungkus daun kawung yang masih ada lidinya (khusus untuk menutupi seuseukeut pedang), kemudian dibalut kanteh (bahan benang, untuk menjaga kelembaban), terakhir di bebat oleh kain putih bersih minimalnya 3 rangkap dan maksimalnya 5 rangkap. Usai itu maka Prosesi Nyangku dapat dikatakan selesai seiring dengan mulih (istilah membawa pulang) pusaka-pusaka tersebut ke Bumi Alit untuk disimpan sampai Nyangku tahun depan.

          Esensi dari Nyangku adalah tanda syukur pada Allah SWT disamping mieling hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam filosofisnya, RH Atong Cakradinata mengatakan bahwa Nyangku adalah cermin untuk merevitalisasi kembali prilaku hidup dengan berpedoman kepada “amar ma’ruf nahi munkar”   Sedangkan secara lahiriahnya Nyangku merupakan upaya untuk merawat dan melestarikan benda-benda peninggalan sejarah Kerajaan Panjalu agar tidak rusak, baik oleh alam maupun waktu.***


Benda Pusaka Panjalu, Symbol Penegakan Ajaran Islam

          Yang paling diutamakan dalam prosesi Nyangku adalah pencucian Pedang yang diwarisi dari Sayidina Ali r.a. sebagai tanda mata kepada Prabu Borosngora yang telah menerima langsung ajaran Agama Islam sekaligus sebagai perlengkapan tugas dalam perjuangannya menyebarkan agama Islam.  Bukti bahwa pedang ini berasal dari Sayiddina Ali r.a, dibilahnya tertulis  3 kalimat bahasa arab yang berbunyi : La Fabasirtha Ali Ya Ali al dzulfikaqar Wa Ali Wasohbihi Azma’in, Laa Syaefi Illa Dzulfiqar, Laa Fatta Illa Aliyya Karomallahu Wajnahu. Artinya : Ini adalah pedang milik Syaidinna Ali Karomallohu Wajhnahu. Pedang ini juga pernah diteliti oleh Ir. Suhamir, ahli purbakala dari pusat, hasilnya disimpulkan bahwa bahan logamnya bukan berasal dari Nusantara.

          Selain pedang, Syaidinna Ali Ra juga memberikan Ciss atau tongkat khotbah bermata dua terbuat dari besi. Menurut Kuncen Bumi Alit, Asep Enjen dan Aleh Aswir (mantan Kuncen Bumi Alit) pedang dan ciss ini pernah dirampas oleh gerombolan Kartosuwiryo pada malam Kamis di tahun 1955. Pedang tersebut ditemukan kembali di Gunung Sawal setelah gerombolan Kartosuwiryo berhasil dilumpuhkan oleh tentara RI. Sedangkan Ciss nya sampai saat ini hilang.  Selain pedang dan ciss, Sayidinna Ali juga memberikan semacam jubah. Namun menurut Enjen jubah tersebut sudah sangat rapuh karena dimakan usia. Selain ketiga benda tersebut terdapat pula Gentra yang diwarisi Borosngora dari leluhurnya. melihat bentuknya yang menyerupai alat kesenian bareng (Goong kecil), benda ini mungkin pada masanya berfungsi untuk ngagentraan (memanggil) saat akan memulai sidang musyawarah atau dakwah.

          Menurut RH. Atong Cakradinata, Pedang merupakan symbol perjuangan dalam menegakan agama Islam, sedangkan  ciss merupakan symbol dakwah dalam syiar Islam dan Gentra adalah perlambang musyawarah. Ketiga barang tersebut dimaknai sebagai Pusaka Panjalu. Menurut sejarah Panjalu ketiga benda ini diwasiatkan oleh Borosngora kepada rakyatnya saat akan pergi menjalankan syiar Islam. Sebelum berangkat Borosngora berpesan “Sing saha wae anak incu nu hayang jiarah ka kaula, teu perlu neangan dimana kaula dikuburkeun, tapi cukup nyaksian pusaka ieu. Tapi lain hartina kaula nyurup kana ieu benda, tapi kudu dilenyepan  yen pusaka ieu ciri perjuangan kaula neangan elmu jeung nyebarkeun agama Islam.”

          Atong juga mengatakan bahwa Prabu Borosngora adalah raja yang sangat menghargai ajaran Karahyuan dari para leluhurnya. Isi dan maknanya oleh   Borosngora kemudian diselaraskan dengan nilai-nilai agama Islam, seperti falsapah Mangan karana halal, Pake karana suci, Ucap lampah Sabenere. (Makan harus yang halal, kepribadian dan prilaku harus suci, perkataan dan perbuatan harus benar). Bahkan menurut Atong, kata makan tersebut memiliki makna yang luas, bukan sebatas arti lahiriah namun filosofisnya adalah apa yang dirasakan oleh pancaindra harus pada tempatnya agar perbuatan menjadi bersih dan suci. Selain itu, terdapat pula papagon lain yang berbunyi, Uriwah, Urinyah, Matanya, Baganya yang mengandung arti bahwa prilaku harus selalu kreatif inovatif, etos kerja yang tinggi, jangan bodoh keblinger, baik laki-laki dan perempuan harus saling asah, asih dan asuh.

          Papagon Karahayuan di Panjalu  memiliki relevansi yang termaktub dalam inskripsi baris terakhir Prasasti I Astana Gede Kawali yang isinya berbunyi, Aya ma nu pa (n)deuri pakena gawe rahhayu pakeun heubeul Jaya Dibuana. Tersiratnya hubungan antara Papagon Panjalu dengan Prasasti Astana Gede memberi gambaran bahwa antara Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Kawali memiliki sebuah ikatan kuat***

  
 
Pasar Malam, Hiburan Tahunan Warga Panjalu

Bagi warga Panjalu yang tinggal di kota, Nyangku selalu dijadikan kesempatan untuk pulang kampung berkumpul bersama kerabat keluarga sembari aub dalam kemeriahannya. Sedangkan bagi yang tinggal di Panjalu, Nyangku adalah wahana yang yang mampu merubah suasana biasa menjadi luar biasa. Dengan Nyangku,  Panjalu menjadi terasa beda tisasari, bahkan kemeriahan Nyangku sama halnya dengan perayaan Lebaran.

Hal tersebut dapat dilihat sejak tiga minggu menjelang Nyangku, karena secara rutin panitia setempat yaitu Karang Taruna dan LPM Desa Panjalu selalu menggelar Festival Budaya Panjalu atau disebut juga Bazar dan Pasar Malam yang diisi aneka permainan seperti Komedi putar, Ombak Banyu, Mandi Bola, Kakapalan, jajanan, dan aneka jualan lainnya, selalu disambut hangat masyarakat yang berdatangan dari sekitar wilayah Panjalu ada pula yang sengaja datang dari luar kota, seperti dari Kuningan, Majalengka, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, bahkan dari luar Jawa Barat. Alhasil adanya pasar malam ini membuat Desa Panjalu yang biasanya tiiseun bak kota mati dimalam hari, menjadi hidup berdenyut waldan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakatnya.

Walau pada Nyangku kali ini lokasi pasar malam harus pindah menggunakan areal jalan di kampung Cimendong, karena tempat maneuh yang biasanya dipakai yaitu alun-alun Panjalu kini tidak dapat dipergunakan lagi karena areal itu telah dibangun menjadi taman budaya yang diperuntukan untuk kegiatan-kegiatan budaya saja, toh tidak mengurangi antusias warga untuk mengunjunginya. Pasar malam bagi warga Panjalu dapat dianggap sebagai hiburan tahunan yang selalu ditunggu. Tidak saja karena murah meriah dan rekreatif, pasar malam dan bazaar ini menjadi lahan bagi warga sekitar untuk dijadikan sumber penghasilan tambahan, baik untuk berjualan maupun menyediakan jasa lainnya. Seperti parkir misalnya.

“Kali ini bazzar dan pasar malam dikelola oleh Karang Taruna Kampung Cimendong, karena lokasinya bertempat di Cimendong. jumlah pedagang mencapai 75 stand yang disediakan panitia .” ujar Ketua Panitia , R. Haris Riswandi SE.  Pedagang-pedagang tersebut, kata Hendar, berasal dari Cirebon, Jawa, dan kebanyakan dari Padang ditambah beberapa pedagang warga Panjalu. Sedangkan grup korsel yang dihadirkan berasal dari Ciawi. Setiap pedagang dikenakan sewa sebesar Rp. 200 ribu/stand. Hasilnya, kata Hendar, akan dialokasikan untuk Prosesi Nyangku, Sub Karang Taruna Desa, Dan Karang Taruna Kampung Cimendong.

Mengenai lokasi baru tersebut, Haris mengatakan tidak ada perbedaan dengan di alun-alun. “Kelebihan lokasi sekarang stand-stand semuanya dapat dilalui oleh pengunjung karena bentuknya parallel dan tidak becek oleh air hujan.”  Papar Haris. Beberapa pengunjung sepakat dengan paparan Hendar, namun mereka menyoroti pula sempitnya jalur untuk lalu lalang karena stand-stand tersebut menyita hampir seluruh lebar jalan. Disamping itu gebyar dan kemeriahanya kurang terasa karena lokasinya agak tertutup oleh pemukinan penduduk, tidak terbuka seperti di alun-alun.

“Walau demikian pedagang umumnya merasa puas, karena mau dimana lagi. Lokasi ini berdekatan dengan alun-alun dan Bumi Alit. Kendala yang dihadapi saat ini hanyalah factor cuaca saja, karena  selama penyelelenggaraan Nyangku  waktunya selalu berbarengan dengan musim hujan dan itu sudah dianggap biasa.” Imbuh Haris Memang, Nyangku dan Pasar Malam seolah tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut terasa saat Pasar Malam tidak dihadirkan pada Nyangku tahun 2006, sehingga kala itu banyak warga yang merasa kehilangan momen kemeriahan yang biasanya selalu dirasakan 2 minggu sebelum Nyangku.****

Nyangku Menepis Kemusyrikan

Upacara Nyangku merupakan ekspresi sejarah budaya  sekaligus peringatan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Diselenggarakan Oleh Yayasan Borosngora, bekerja sama dengan Pemdes Panjalu, Disbudpar Ciamis dan didukung oleh kalangan masyarakat Panjalu.  Oleh karena itu, sebagai sebuah tradisi maka perayaannya selalu ditunggu-tunggu. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi daya tarik wisata yang mampu menyedot perhatian berbagai kalangan. Bahkan pejabat tingkat nasionalpun kerap menghadirinya. Kendati saat ini musim hujan, namun tidak mengurangi kegairahan masyarakat untuk mengikuti momen penting yang menjadi ikon sejarah di Panjalu dan sekitarnya.

“ Nyangku kali ini bertemakan Peningkatan Ukhwah Islamiah dalam Menghilangkan Kemusyrikan” Ujar Ketua Umum Panitia Nyangku, R. Edi Hernawan Cakradinata kepada Priangan. Tema tersebut untuk menepis adanya anggapan bahwa kegiatan Nyangku mendekati musyrik. Seperti misalnya air bekas mencuci pusaka yang dianggap memiliki barokah, atau adanya pengkultusan terhadap benda-benda pusaka.  Kegiatan Nyangku, kata Edi, semata-mata hanya kegiatan budaya untuk menghormati dan menghargai sejarah Islam di Panjalu, “Baik Yayasan Borosngora, pemerintahan desa maupun alim ulama,  selalu berusaha untuk  selalu mengikis prilaku sebagian masyarakat yang mempunyai fanatisme berlebihan tentang Nyangku.” imbuhnya
      
 “Salah satu antisipasinya adalah menampilkan seni debus bersamaan dengan memandikan pusaka sebagai cara untuk mengalihkan perhatian warga yang ingin mengambil air bekas mencuci. Namun lepas dari itu, semuanya dikembalikan kepada keyakinan masing-masing.” Untuk mengentalkan syiar Agama, lanjut Edi, maka beberapa hari sebelum Nyangku, diselenggarakan berbagai kegiatan religi. Yaitu : Muludan, Lomba Dakwah Remaja yang diikuti oleh 2 kecamatan (Panjalu dan Sukamantri), Marhabaan Anak-anak se Desa Panjalu, dan Tagoni Kampung Simpar. Malam harinya, bertempat di Bumi Alit diselenggarakan Tawasulan dan Barjanji dari Dusun Pabuaran, disambung Gembyung semalam suntuk. Sedangkan di Alun-alun ditampilkan seni Debus dari Banjarwaru

Aceng Ramli, salah seorang ulama di Panjalu, menyatakan bahwa Budaya harus dipisahkan dari agama. “Agama Islam adalah kemutlakan, tidak mungkin bathil sedangkan budaya itu relatif, untuk itu harus diusahakan jangan sampai menjadi musyrik. Dan Nyangku sebagai budaya harus dijadikan sarana untuk lebih memasyarakatkan agama “ Ujarnya. Lebih jauh Aceng mengatakan bahwa Nyangku berasal dari bahasa arab yaitu  yan ko yang berarti membersihkan. Benda yang bernilai sejarah memang harus dirawat dan dibersihkan agar lestari sebagai bukti bagi generasi selanjutnya agar tetap mengenal dan menghargai kandungan sejarahnya. Sedangkan Edi  mengatakan filosofis dari Nyangku ini diharapkan jadi lenyepaneun serta panggeuing bagi masyarakat Panjalu agar lebih membersihkan diri dalam menjalankan ajaran Islam, baik vertikal maupun horizontal. Sesuai dengan arti Panjalu yaitu Papagon Agama Nagara Jadikeun Amalan Lahir batih Ulah salah.

Selama bulan mulud ini  ceramah keagamaan diselenggarakan bergantian di setiap dusun. contohnya Kampung Pabuaran dengan mengundang Witrin Nur Justiatini, juara pertama Daiah TPI tahun 2006. Selain ceramah keagamaan tak ketinggalan alunan ritmis Gembyung yang terdengar berkumandang dari speker mesjid, seperti yang dilakukan oleh Kampung Sriwinangun. Seiring dengan itu pejiarah pun mulai berdatangan dari berbagai pelosok, terutama dari Jawa ke Situ Lengkong. Alunan syahdu shalawat kerap terdengar dari perahu yang mereka tumpangi mengelilingi Pulau "Koorders” (nama lain dari Nusa Gede) sebelum berjiarah ke makam Hariang Kancana.
           
           Sebagai tradisi budaya yang dianggap sakral, Nyangku memang menjadi magnet yang mampu menarik ribuan orang untuk datang. Baik untuk sekedar menonton maupun ikut larut dalam sugesti ritualnya. Berbagai media cetak dan elektronik local maupun nasional pun tak ketinggalan untuk mengabadikan momen budaya ini sebagai karya jurnalistiknya sehingga hasilnya dapat dinikmati lebih luas lagi sebagai salah satu kekayaan khazanah budaya  Indonesia sekaligus asset wisata Andalan Kabupaten Ciamis. ****

Tragedi Sampit

 Tragedi Sampit


   Seorang pemuda bersenjata mandau duduk tepekur di trotoar jalan, di
Depan Hotel Putra Sampit, Kotawaringain Timur, Kalimantan Tengah
(Kalteng). Mandau di tangannya masih meneteskan darah. Matanya tampak
berkaca-kaca, dan sesekali ia sesenggukan. Ahmad, pemuda beretnis
Banjar yang kebetulan rumahnya dekat dengan trotoar jalan itu,
memberanikan diri menghampiri.

Ahmad bertanya dalam bahasa Melayu, ternyata pemuda yang sedang
menangis itu tidak mengerti. Ia tak lain adalah warga Dayak pedalaman.
Lalu, terjadilah dialog dalam bahasa daerah. "Kenapa Anda menangis,"
tanya Ahmad. "Bagaimana tidak, saya telah melakukan pembunuhan," jawab
pemuda Dayak itu. Pemuda Dayak itu lantas nyerocos, kalau mengingat
pembunuhan yang dilakukannya, ia merasa kasihan pada warga Madura.
Tapi jika mengingat kelakuan etnis asal pulau garam itu, akunya, rasa
kasihannya menjadi hilang.

Pemuda itu hanyalah salah satu dari ratusan pemuda Dayak yang
melakukan penyerangan ke Sampit. Menurut budayawan Dayak Kalteng,
Gimong Awan, memang banyak di antara warga Dayak yang mengikuti
'peperangan' itu adalah pemuda berusia di bawah 30 tahun. Penyesalan
setelah membunuh itu muncul, duga Gimong, karena telah habisnya
pengaruh 'isian' yang dilakukan oleh orang sakti Suku Dayak. Para
pemuda itu, sambungnya, kebanyakan adalah pemuda lugu yang tidak
jarang juga pengangguran.

Seperti disaksikan oleh banyak warga Sampit, sebelum melakukan
penyerangan, beberapa subsuku Dayak memang malakukan ritual. Warga
Dayak yang ikut ritual itu setelah diisi, kulitnya dicoba disayat satu
per satu. Apabila ada yang luka, berarti ia tidak berbakat untuk
mendapatkan 'kekebalan'. Bagi yang digores tidak berdarah, maka ia
lulus sebagai inti dari pasukan perang Dayak.

"Isian itu dilakukan seperti di Pencak Silat semacam Satria
Nusantara," ujarnya. Selepas 'isian' habis, tambahnya, mungkin mereka
baru menyadari bahwa pembunuhan yang dilakukannya itu dilarang oleh
agama yang mereka anut.

Tapi, apa yang membuat suku Dayak di Kalteng begitu kalap dalam
menghadapi warga Madura? Hampir semua warga dan tokoh Dayak yang
ditemui Republika menunjuk perilaku kebanyakan etnis Madura sebagai
penyebabnya. H Charles Badarudin, seorang tokoh Dayak di Palangkaraya
menceritakan kelakuan warga Madura banyak yang tidak mencerminkan
peribahasa "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Ia
mencontohkan salah satunya dalam soal tanah.

Banyak warga Madura yang baru datang ke Kalteng meminjam tanah kepada
warga Dayak. Di atas tanah itu kemudian dibangun rumah, atau kadang
ditanami sayur mayur. Status tanah itu sebenarnya tetap pinjaman,
warga Dayak tak menarik sewa. Setelah beberapa tahun, tanah itu pun
diminta karena suatu keperluan. Tapi, bukan tanah yang dikembalikan,
namun celurit yang justru dikeluarkan. "Ketika ditunjukkan surat
kepemilikan tanah, orang Madura bilang, kamu punya suratnya, saya
punya tanahnya," ujar Charles, yang mengaku kemenakan pahlawan
Kalteng, Tjilik Riwut.

Kasus seperti itu dinilai warga Dayak terlalu sering terjadi. Bukan
hanya itu, tak jarang terjadi pembunuhan yang dilakukan warga Madura,
namun aparat hanya menangkap sebentar kemudian melepasnya. 'Kenakalan'
semacam itu tidak hanya terjadi di perkotaan. Sebagai pendatang, warga
Madura juga berani masuk ke daerah pedalaman, seperti wilayah
pertambangan. "Ada untungnya orang Madura mengungsi. Saya jadi aman
dari perampokan," tutur Surti, pendatang dari Jawa yang tinggal di
daerah pertambangan bersama suaminya.

Di bidang ekonomi, warga Madura pun menguasai hampir semua sektor.
Warga lokal hampir selalu kalah bersaing dalam memperebutkan lahan
usaha. Di pelabuhan misalnya, sulit bagi etnis lain untuk menjadi
buruh kasar sekalipun, tanpa restu oreng Madura. Konon, yang masuk ke
lahan mereka tanpa restu, bisa dibunuh.

Dominasi di bidang ekonomi itu tampak jelas, karena setelah orang
Madura dipaksa mengungsi, warga Sampit dan Palangkaraya kesulitan
mencari sembilan kebutuhan pokok (sembako). Pasalnya, tak ada lagi
pedagang eceran, karena semuanya mengungsi.

Akumulasi permasalahan itu menjadikan warga Dayak sakit hati.
Kejadian, 18 Februari 2001 hanyalah pemicu terjadinya perang
besar-besaran. Pada hari itu terjadi pembunuhan terhadap empat orang
keluarga Matayo di Sampit. Itu membuat marah warga Madura. Mereka
mencari pembunuhnya yang diduga bersembunyi di rumah Timil, seorang
warga Dayak. Mereka mengepung rumah keluarga Timil itu. Dalam situasi
panas itu, apalagi warga Dayak dari rumah Timil keluar juga memegang
mandau, aparat kepolisian datang. Mereka kemudian menangkap 38
tersangka dari suku Dayak yang diduga melakukan pembunuhan terhadap
keluarga Matayo.

Puas? Ternyata belum. Warga Madura tetap melampiaskan kemarahannya.
Mereka mendatangi rumah Sengan, warga Dayak yang masih ada hubungan
darah dengan Timil. Mereka bahkan membakar rumah itu. Naas bagi Timil.
Dia bersama anak dan cucunya tewas terpanggang. Kemarahan warga Madura
belum berhenti. Hari itu, mereka setidaknya melakukan pembakaran
terhadap 14 rumah dan 10 kendaraan bermotor. Sampai esok harinya
(19/02), warga Madura menguasai kota Sampit. Mereka memburu warga
Dayak. Mereka keliling kota dengan membawa clurit, baik dengan jalan
kaki maupun memakai kendaraan bermotor. Ada beberapa spanduk yang
dipasang, di antaranya "Sampit, kota Sampang II".

Tiga orang Dayak tewas dalam insiden ini. Pengungsian warga Dayak,
Jawa, Banjar, dan Tionghoa mulai terjadi. Rumah jabatan bupai
Kotawaringin Timur mulai dipadati pengungsi. Ribuan orang mengungsi ke
Jawa dengan KM Binaiya. Entah siapa yang mengontak, mulai 20 Februari
2001, warga Dayak dari luar kota Sampit, termasuk dari pedalaman,
menyerbu Sampit. Pertempuran sengit pun terjadi. Warga Madura keteter.
Warga Dayak membakar dan merusak rumah warga Madura. Penghuninya pun
diburu. Pemenggalan kepala mulai banyak terjadi. Warga Dayak ganti
menguasai kota.

Esoknya (21/2), perburuan Dayak masih terjadi. Malah wilayah pencarian
kian meluas, keluar dari kota Sampit. Sementara perlawanan warga
keturunan Madura kian melemah. Mereka lebih memilih mengungsi, atau
lari ke hutan. Kantor Pemda setempat menjadi pilihan pengungsian yang
dipandang paling aman. Hari-hari berikutnya, langkah 'pembersihan'
masih terjadi. Baru pada Rabu (28/2) situasi berangsur tenang, meski
tetap saja ada aksi pembakaran di sana sini. Pun, jejak kerusuhan
berupa mayat --sebagian besar tanpa kepala-- masih berserakan di
sungai-sungai. Bau anyir mayat menyengat hidung.

Warga Sampit meyakini korban tewas tanpa kepala mencapai lebih dari
1.000 orang. Dalam budaya Dayak memang dikenal istilah ngayau,
eksekusi dengan memenggal kepala lawan. "Budaya itu sebenarnya telah
dihentikan dengan adanya perjanjian Tumbang Anoy (letaknya kira-kira
300 KM timur Palangkaraya) pada 1884," ungkap Gimong.

Dalam sejarah Dayak pun, kata dia, jarang sekali ada ngayau yang
mencapai angka ratusan atau bahkan ribuan. Tapi, ujar Gimong, pernah
ada satu ngayau besar-besaran sebelum peradaban Islam menyentuh
Kalimantan. "Kejadian itu disebut Asang Paking Pakang," tuturnya.
Dalam kejadian itu, warga Dayak di hulu sungai-sungai besar menyerang
secara besar-besaran warga Dayak di hilir sungai. "Beribu-ribu pasukan
Dayak hulu, seperti tikus, melakukan penyerangan," kisah Gimong.
"Dayak hulu merasa kelakuan Dayak hilir sudah keterlaluan. Mereka
sakit hati karena banyak anggota kelompok mereka yang dikayau."

Dalam penyerangan itu, tak peduli anak-anak atau perempuan, di- kayau.
Asang memang berarti pembunuhan berskala besar. Ketemu perahu,
dihancurkan. Dapat ternak juga di sikat. Bahkan, dapat kuburan pun
mereka bongkar dan hancurkan. Melihat pola dan jumlah korban dalam
tragedi terakhir di Sampit, Gimong menilai mirip dengan Asang Paking
Pakang. "Tragedi Sampit adalah Asang Paking Pakang jilid dua,"
katanya. Tapi, dalam pandangannya, kejadian itu adalah kemunduran 100
tahun bagi suku Dayak. thonthowi djauhari

sumber : Republika

Gempa Sumatra

Gempa Sumatra
7.800 Korban Gempa Pariaman Masih Tidur di Tenda
Minggu, 1 November 2009 | 21:56 WIB
PARIAMAN, KOMPAS.com- Sebulan pascagempa, sekitar 7.800 korban gempa di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, masih tidur di tenda. Sebab, rumah yang roboh dan rusak berat belum diperbaiki.
Demikian laporan dari hasil kunjungan Pejabat Gubernur Sumbar Marlis Rahman di Tanjung Bonai, Minggu (1/11).
Kunjungan itu berkaitan dengan peresmian fasilitas radio darurat yang diberi nama Studio Tenda RRI Pelipur Lara bagi korban gempa dalam bentuk radio komunitas yang akan dibina Radio Republik Indonesia (RRI).
Guncangan gempa 7,9 SR pada 30 sepetember 2009 menyebabkan 355 unit rumah masyarakat rusak berat dan sebagian besar roboh hingga tidak dapat ditempati lagi, sehingga para penghuninya hingga kini tidur di tenda. "Warga yang masih mengungsi di tenda tersebut mencapai 7.800 orang," kata Wali Nagari Tanjung Bonai.
Sebagian tenda tempat mengungsi itu dibangun sendiri oleh warga secara darurat, dan sebagian lagi merupakan sumbangan dari pemerintah, LSM, perusahaan dan donatur lain. Selain itu, banyak pula warga mendirikan rumah darurat dari kayu, papan dan atap seng yang diambil dari bangunan rumah mereka yang telah roboh akibat gempa.
Untuk membangun kembali rumah-rumah yang roboh dan rusak berat, warga masih menunggu bantuan dana rekonstruksi dari pemerintah dan para donatur lain. Untuk itu, pemerintah setempat telah mulai melakukan verifikasi data kerusakan rumah untuk menentukan besar bantuan yang akan diberikan kepada setiap korban.
Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah paling parah terkena gempa 7,9 SR dan diikuti tanah longsor yang menimbun empat jorong (kampung) di wilayah tersebut. Menurut Sekretaris Daerah Pemkab Padang Pariaman Yuen Karnova kerugian materi akibat gempa tersebut di Padang Pariaman mencapai Rp 7,8 triliun.
"Namun kerugian materi itu belum dilaporkan secara resmi dan masuk dalam data Satuan Koordinasi Pelaksana (Sarkorlak) Penanggulangan Bencana Sumbar," katanya.
Sementara itu jumlah korban jiwa akibat gempa dan tanah longsor di Padang Pariaman terdata 675 orang, luka berat 527 orang dan luka ringan 528 orang.
Jumlah rumah warga yang rusak akibat gempa dan tanah longsor dilakukan penghitungan ulang, karena diperkirakan terjadi penghitungan ganda sehingga jumlahnya menjadi besar. "Pendataan ulang rumah yang rusak, khususnya rusak berat dan roboh sedang dilakukan," tambahnya.
Data sebelumnya yang kini terpaksa diulang tercatat rumah rusak berat dan di antaranya roboh sebanyak 70.833 unit, rusak sedang (12.630) dan rusak ringan (4.442). Total korban tewas akibat bencana ini di seluruh Sumbar tercatat 1.195 orang, luka berat 1.214 orang dan luka ringan 1.688 orang.

Kamis, 14 Oktober 2010

Cerita Seks – Kuperawani Juga Akhirnya Si Gadis Tomboy Cantik

Cerita Seks – Kuperawani Juga Akhirnya Si Gadis Tomboy Cantik

Cerita Seks kali ini akan mengisahkan cerita seks remaja. Diawali dari sebuah cerita sex dengan gadis tomboy yang penuh nafsu, diakhiri dengan lenguhan-lenguhan panjang kenikmatan sesaat alias P*R*O. Simak aja cerita seks berikut ini. Namaku Yanto umurku sekarang 33 th. Kisah ini adalah kisah nyataku yang aku alami bersama dengan anak tetanggaku sekitar 10 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih kuliah dan Ayu, sebut saja begitu, umurnya masih sekitar 18 th dan baru saja lulus dari SMU.
Ayu orangnya supel dan mudah bergaul dengan siapa saja. Maka dari itu semua orang dilingkungan tempat tinggalku kenal dengan dia. Selain itu juga Ayu aktif dalam berbagai kegiatan dilingkungan kami seperti halnya karang taruna dan dia selalu terpilih menjadi ketua panitia dalam setiap kegiatan dilingkungan kami. Sifatnya yang energik itulah yang disukai siapapun. Satu lagi sifat yang sulit dipisahkan darinya yaitu, dia seorang gadis tomboy, walaupun dia sering marah jika disebut begitu.
Sikap Ayu padaku sudah seperti adikku sendiri. Dia seringkali main ke rumahku untuk sekedar bercengkerama dengan keluarga kami. Dan juga pada tetangga yang lain dia juga begitu. Karena begitu akrabnya denganku sehingga dia sering keluar masuk kamarku untuk sekedar membangunkanku dari tidur mengajakku bercanda atau kadang-kadang dia juga tak segan untuk curhat denganku.
Kebiasaan itulah yang selalu dilakukannya hingga pada suatu saat aku lupa mematikan komputer yang ada dikamarku setelah aku mengerjakan paper untuk mata kuliah Ilmu Sosial Dasar semalam suntuk. Karena kelelahan aku tertidur dimuka komputer dan aku tinggalkan komputerku dalam keadaan menyala. Sebagai anak muda menyimpan gambar-gambar porno dari disket ke disket atau bertukar VCD porno adalah hal yang wajar diantara aku dan teman-temanku. Rasa khawatirku muncul dan aku bergegas bangun.
Read the rest of this entry »

Cerita Seks – Pengalaman Pesta Seks Yang mengesankan


Kejadian cerita seks ini berawal pada pertengahan bulan Mei  tahun 2010,  pesta seks yang aku lakukan dengan beberapa wanita abg ini sungguh mengesankan dan tidak pernah aku lupakan pengalamanku ini. Sungguh cerita panas dan cerita dewasa yang aku rasakan kali ini membuat gairah dan gelora jiwa mudaku bergejolak. Diawali dengan phone seks, masturbasi dan terjadilah kenikmatan P*R*O P*R*O dan pepek-pepek wanita abg yang yahud ini.
Pada bulan Mei tersebut aku pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, tapi memang kata orang bahwa mencari pekerjaan itu tidak semudah yang kita duga, apalagi di kota metropolis. Pada suatu malam minggu aku tersesat pulang dan tiba-tiba saja ada mobil sedan mewah menghampiriku. Terus dia berkata,
“Hey.. kok.. melamun?” katanya.
Aku sangat kaget sekali ternyata yang menyapaku itu adalah seorang wanita cantik dan aku sempat terdiam beberapa detik.
“Eee.. Ditanya kko masih diam sih?” wanita itu bertanya lagi. Lalu aku jawab,
“Ii.. nii.. Tante aku tersesat pulang nih?”
“Ooohh.. Mendingan kamu ikut Tante saja yah?”
“Kemana Tante?” tanyaku.
“Gimana kalau ke rumah Tante aja yah?” karena aku dalam keadaan bingung sekali dan tanpa berpikir apa-apa aku langsung mengiyakannya.
Singkat cerita aku sudah berada di rumahnya, di perumahan yang super elit. Kemudian aku diperkenalkan sama anak-anaknya yang memang pada cantik dan sexynya seperti Mamanya. Oh yah, setelah aku dan mereka ngobrol panjang lebar ternyata Tante yang nolong aku itu namanya adalah Tante Mey Lin yang dipanggil akrab Tante Mey, anak pertamanya Mbak Hanny, dia masih kuliah di Universitas terkenal di Jakarta, anak yang kedua namanya Sherly kelas 1 SMU dan yang ketiga namanya Poppy kelas 1 SMP, mereka berdua di sekolahkan di sekolah yang terkenal dan favorit di Jakarta.
Read the rest of this entry »

Cerita Seks Bersama tante girang penuh nafsu dan haus seks

Nama saya Agus, umur 22 tahun. Saya ingin menceritakan cerita seks pengalaman P*R*O dengan tante kenalan dari chatting. berawal dari chatting bersama tante lina yang sedikit genit dan susu toket payudaranya gede banget saat di cam. Tiap kali chat dan liat cam tante lina aq selalu adikku alias kontolku nyut-nyutan dibuat tante itu. soalnya tiap chat tante lina selalu mengundang pembicaraan tentang sex dan seks. hingga akhirnya kami janjian untuk ketemuan. Awal pertemuan saya dengan tante lina adalah di tempat senam mamaku. Tapi karena ternyata tante lina adalah teman mama, aq ga berani ngapa-ngapain sama dia. Tapi setelah pertemuan pertama, aq dan dia berjanji akan ketemu lagi disebuah tempat yang enak buat P*R*O dan ml . Aq sebelum ML dan P*R*O dengan tante lina sudah ketagihan dan ga bisa ngebayangin enak dan legitnya P*R*O tante lina. Ahhh ….. Uhhhh belom ketemu si tante girang yang satu itu rasanya kontolku dah mau crot duluan… Hahahaha

Terus, dia menanyakan ibu saya,
“Mama kamu kok tidak pernah Tante liat lagi di senam, Gus?”
“Eh.. iya Tan, belakangan ini mama saya lagi sakit,” jawab saya sambil sedikit senyum.
“Ooo..” jawab Tante D.
Tiba-tiba dia menyeletuk lagi,
“Kamu suka chatting di room #**** (edited) juga yah Gus..? padahal itu room khan khusus buat tante-tante,” belum sempet saya menjawab, dia nyeletuk lagi,
“Kamu suka sama tante-tante yah Gus..?”
Tiba-tiba saja muka saya jadi merah dan rasanya mulut susah dibuka, tapi setelah menghela nafas, saya memberanikan diri,
“Iya Tan.., abis yang tua khan lebih pengalaman,” kata saya sambil tersenyum.
“Kamu bandel juga Gus..!” kata Tante D sambil tersenyum genit.
Karena di sana terlalu ramai, jadi saya diajak dia jalan-jalan pakai mobil saya (kalau pakai mobilnya dia takut ketahuan suaminya). Di jalan kami sempat ngobrol berbagai macam hal dari sekolah sampai kerjaan sambil nonton TV di mobil. Tante D ingin merubah channel TV, tapi dia salah tekan tombol. Yang ketekan malah tombol AV dan langsung saja muncul “BF” yang kemarin lupa mencabutnya dari changer (biasanya kalau lagi sama pacar saya, sering memutar blue film di mobil). Langsung saja mata Tante D setengah melotot melihat adegan “syur” yang ada di film itu (tapi saya malahan suka dengan kejadian yang tidak disengaja ini hehehe.. jadi tidak susah-susah merayu Tante D lagi). Tapi saya pura-pura sopan saja, langsung saya matikan TV-nya, tapi tiba-tiba Tante D memegang tangan kiri saya dan bilang, “Gus, kenapa kamu matikan? itu khan bagus buat pengetahuan seks!” Ya sudah tanpa basa-basi langsung saya hidupkan lagi.
Read the rest of this entry »

Cerita Seks – Istriku Menyuruhku Memuaskan Hasrat Seks Kakaknya

Cerita seks kali ini menceritakan bagaimana kecintaan sang adik kepada kakaknya sampai terjadilah pergelutan seks yang hebat. Kebahagiaan antara adik dan kakak sebenarnya tercipta dari rasa saling menyayangi antara adik dan kakak itu sendiri. Tapi bagaimana jika kebahagiaan itu diwujudkan dalam bentuk seks dan membagi suami dengan saudara ??? Ini dia kisah nyata sebuah cerita seks yang dipaparkan lucky suami sandra. Lucky, 34 tahun, dan Sandra, 27 tahun, adalah pasangan suami istri harmonis yang dikaruniai satu orang putri 3 tahun yang lucu. Tinggal di Wilayah Jakarta Timur, Shanty, 30 tahun, saat itu sudah beberapa hari menginap di rumah mereka karena sedang menghindar dari suaminya. Shanty sedang mengurus perceraian dari suaminya karena sudah merasa tidak ada kecocokan lagi di antara mereka.
“Kami mau tidur dulu, Mbak..”, kata Sandra kepada Shanty yang masih asyik menonton acara di televisi.
“Tadi anakku tertidur di kamarmu..”, kata Sandra lagi.
“Iya.. Pergilah istirahat sana. Kasihan si Lucky besok harus kerja lagi..”, kata Shanty sambil tersenyum.
“Biar anakmu tidur denganku..”, sambung Shanty. Akhirnya Sandra dan Lucky segera masuk ke kamarnya.
“Kasihan Mbak Shanty ya, Mas?”, kata Sandra sambil memeluk Lucky.
“Betul.. Sudah berapa lama dia pisah ranjang dengan suaminya?”, tanya Lucky sambil memjamkan matanya.
“Kalau tidak salah sih.. Sudah hampir 4 bulan, Mas”, kata Sandra sambil menyusupkan tangannya ke sarung Lucky.
“Ha?! Mas nggak pakai celana dalam ya?”, tanya Sandra agak kaget tapi tangannya erat memegang kontol Lucky.
“Memang tidak pakai kok..”, kata Lucky santai sambil tersenyum menatap Sandra.
“Jadi selama kita tadi nonton TV bersama Mbak Shanty.. Yee nakal ya!”, kata Sandra sambil meremas kontol Lucky agak keras.
“Nggak apa-apa kok.. Nggak kelihatan ini kan?”, kata Lucky sambil memiringkan badannya menghadap Sandra.
“Lagian kalau dia lihat juga.. Anggap saja amal.”, kata Lucky sambil tersenyum nakal.
“Nakal ya!”, kata Sandra sambil melumat bibir Lucky sementara tangannya tak henti mengocok kontol Lucky hingga tegang.
“Mm.. Enak sayang..”, bisik Lucky ketika kontolnya makin cepat dikocok.
“Buka dulu bajunya, Mas..”, kata Sandra sambil menghentikan tangannya.
Lalu Sandra bangkit dari kasur dan melepas seluruh pakaiannya. Lucky juga ikut bangkit lalu segera melepas pakaiannya.
“Jangan dulu ke kasur.. Hisap dulu dong..”, kata Lucky sambil mengecup bibir Sandra lalu tangannya agak menekan dan membimbing kepala Sandra ke arah kontolnya. Sandra mengerti dan menuruti kemauan suaminya itu.
“Ohh..”, desah Lucky terdengar ketika mulut Sandra sudah mengulum penuh kontolnya.
“Mm.. Kamu memang pintar.. hh..”, kata Lucky sambil memejamkan matanya ketika tangan Sandra dengan pelan mengocok kontolnya.
“Mm..”, terdengar suara Sandra ketika mulutnya tak henti menghisap kontol Lucky sambil tangannya tak henti mengocoknya.
“Ohh.. Ennakk sayangg..”, kata Lucky sambil memajumundurkan pantatnya seiring hisapan mulut Sandra pada kontolnya.
“Gantian, Mas..”, kata Sandra setelah menghisap kontol Lucky beberapa lama.
Sandra lalu membaringkan tubuhnya di kasur kemudian membuka lebar pahanya. Tampak bulu bulu halus tumbuh agak lebat di sekitar memeknya.
“Oww.. Enak sekali Mass..”, desah Sandra dengan mata terpejam ketika lidah Lucky mulai menjilati belahan memeknya dari atas ke bawah bolak-balik. Pantat Sandra langsung bergoyang seiring rasa nikmat yang dirasakannya.
“Ohh.. Teruss.. Ohh.”, desah Sandra makin keras ketika jari Lucky keluar masuk lubang memeknya yang sangat basah sambil tetap lidahnya menjilati kelentitnya.
Tubuh Sandra melengkung dan menggeliat serta menggelinjang menahan nikmat yang luar biasa.. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! Sandra mendesakkan kepala Lucky ke memeknya ketika terasa semburan air mani dalam memeknya disertai rasa nikmat dan nyaman yang amat sangat.
“Ohh!! Ohh!!”, suara Sandra serak keluar dari mulutnya..
“Nikmat sekali Mass..”, desah Sandra dengan tubuh lemas terkulai di atas kasur. Read the rest of this entry »

Cerita Seks – Kuperkosa Adikku Yang Nakal


Salam kenal kepada pembaca setia cerita seks di RanjangSeks.Com. Nama saya adalah Tohir Simanjuntak, seorang anak smu yang doyan banget nge-seks dan jilatin P*R*O seorang cewek. Aq punya adik cewek yang namanya Fina angelina. Aku dan adikku adalah anak orang kaya. Jika aku kelas 3 Smu, fina adikku saat ini duduk di kelas 3 smp mau lulus. Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan. Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya.
Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya. Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.
Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.