CHAMPURUU AND CAMPUR
Campuran antara Tari Jawa dan Okinawa
Japan Foundation, Jakarta, Indonesia
20 August 2009
Kata untuk “campur”, champuruu dalam bahasa Okinawa dan campur dalam bahasa Jawa, menunjukkan adanya keterkaitan antara kedua kebudayaan. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kerajaan Ruu-chuu dari Okinawa (Cina: Liu Ch’iu, Jepang: Ryukyu) dan kerajaan Majapahit dari Jawa telah memiliki hubungan perdagangan di masa-masa puncak kekuasaaan mereka, yaitu dari sejak abad ke 14 hingga abad 16.
“Oki-Jawa Journeys”, merupakan karya tari yang dikoreografi oleh Garett Kam pada tahun 2007 dan 2008. Karya ini lahir setelah melalui proses kajian dan renungan bertahun-tahun, terinspirasi dari sejarah hubungan di masa lalu dan kesamaan dalam beberapa gerak tari Okinawa dan Jawa seperti gerakan pergelangan tangan, lengan, kaki dan postur tubuh serta kesamaan musiknya. Bagian-bagian berbeda dari tarian ini sebenarnya telah dipentaskan di Jawa dan Bali tahun 2007 dan 2008. Namun gabungan dari tiga koreografi awal tari tersebut baru digelar untuk pertama kalinya di Singapura tahun 2008, dan kemudian dalam pertunjukan keliling di Hawaii dan Okinawa pada tahun 2009. Pertunjukan malam ini adalah pertunjukan pertama dan hanya semalam di Jakarta. Selain memperlihatkan sumber inspirasi dari karya tarinya, Garrett Kam juga bermaksud untuk menampilkan tari tradisional Okinawa dan Jawa untuk menunjukkan adanya berbagai kesamaan di antara keduanya.
Garrett Kam, berasal dari Hawaii, telah mengabdikan dirinya untuk seni pertunjukan Asia Tenggara, terutama Jawa, yang telah ia pelajari, pertunjukkan, dan ajarkan sejak 1975. Ia belajar dari tahun 1979 hingga 1982 di bawah bimbingan guru-guru seniman besar seperti KRT Sasminta Mardawa, Raden Sunartomo dan Bambang Pudjasworo di Pamulangan Beksa Ngayogyakarta dan sekolah tari Mardawa Budaya di Jogjakarta, Jawa. Garret adalah penari asing pertama yang tampil secara regular di kelompok professional sekolah tersebut pada tahun 1981. Di Hawaii, ia mendirikan kelompok tari Jawanya sendiri. Salah satu muridnya adalah Maya Soetoro-Ng, yang tidak lain adalah saudara tiri dari Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. Garrett berulangkali telah memberikan presentasi di Amerika Serikat, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Jepang, Korea, dan berikutnya, tahun ini di Taiwan. Ia juga telah mempelajari tari Okinawa sejak tahun 1982 di Jikoen Hongwanji di Honolulu, Majikini Honryuu Buyo Dojo di Honolulu dan Okinawa, dan Jimpu Kai Usa Kin Ryosho Ryukyu Geino Kenkyusho di Honolulu. Garrett mencampur gerakan-gerakan dari Okinawa dan Jawa dalam satu gaya pribadi yang merefleksikan ketertarikannya dan rasa cintanya yang dalam terhadap dua kebudayaan kepulauan tersebut.
PROGRAM
prelude: “Kui nu Hana” aransemen oleh Kameshima Ryosen, dimainkan oleh Gamelan Sanga
TARI OKINAWA
Dakidun Bushi adalah bagian pertama dari tarian ringan dan populer berjudul Nuchibana Bushi, dimana seorang perempuan bermain-main dengan bando kembang yang ia buat untuk kekasihnya.
interlude: “Hiru nu Komori Uta” dimainkan oleh Higashitakenishi Noriko
Chunjun Nagari Bushi adalah tari seremonial eisaa untuk menyambut kedatangan roh nenek moyang saat bulan purnama di Agustus. Gerakan-gerakan sederhana terus diulang agar semua orang bisa ikut berpartisipasi.
interlude: “Chiki nu Kaisha” dimainkan oleh Nenes
Medetai Bushi adalah sebuah tari yang riang gembira dari kepulauan Yaeyama yang ditarikan dengan dua buah kipas.
break: “Ashimizu Bushi” aransemen oleh Kameshima Ryosen, dimainkan oleh Gamelan Sanga
TARI JAWA DARI YOGYAKARTA
Golek adalah sebuah tari populer tentang seorang perempuan muda yang memamerkan daya tarik femininnya dengan memainkan selendang. Hanya bagian awal dari Golek Ayun-ayun yang akan ditampilkan. (koreografi oleh KRT Sasminta Mardawa)
Beksan Wanara adalah tari dari wayang wong (wayang orang) untuk panglima monyet Hanoman, dari epik Ramayana. Tangan biasanya membentuk kepalan, dan gemerincingan bel di kaki menghasilkan suara ritmis tambahan. .
Beksan Alus adalah gaya tari laki-laki untuk wayang wong dengan gerakan yang lamban dan penggunaan selendang yang anggun, umumnya bercerita tentang pahlawan bangsawan seperti Rama dalam epik Ramayana.
break: “Asadoya Yunta” aransemen oleh Kameshima Ryosen, dimainkan oleh Gamelan Sanga
OKI-JAWA JOURNEYS
Hi, Sigh! adalah tari yang lembut mengkombinasikan gerakan tari perempuan dari Okinawa dan jawa. Selendang tari Jawa digunakan serupa dengan pemanfaatan bando bunga Okinawa. Judul tari ini berbunyi seperti ucapan salam Okinawa “Haisai” yang artinya “Halo”. (“Gentle Wind” diciptakan oleh Masashi Kudo, diaransemen dan dimainkan oleh HAE)
interlude: “The Blessing” diciptakan dan dimainkan oleh Dzul Rabul Jalil
Eisaa-ruu adalah tari yang lincah mencampurkan gerakan eisaa dan monyet Jawa, dengan tangan mngepal dan penggunaan lonceng pada pergelangan kaki. Judul tari ini adalah permainan kata, dimana saaru adalah kata dalam bahasa Okinawa yang berarti “monyet”. (“Namikaji Ashibi” diciptakan oleh Eric Wada dan Norman Kaneshiro, dimainkan oleh Ukwanshin Kabudan)
interlude: “Nitui” dimainkan oleh musicians of Nenes
Fan-Tasy mencampurkan gerakan anggun tari laki-laki dari Okinawa dan Jawa. Dua kipas akan digunakan selayaknya selendang dalam tari Jawa. (“Netraning Twas” diciptakan oleh Bambang Pranoto, dimainkan oleh Banjar Teratai Capung)
finale: “Haamachijuyaa” aransemen oleh Kameshima Ryosen, dimainkan oleh Gamelan Sanga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar